Minggu, 28 Juni 2015

Perekonomian Indonesia



Sejarah Dan sistem Perekonomian Indonesia
Pertama saya akan menjelaskan tentang sejarah perekonomian Indonesia. Sejarah perekonomian indonesia terbagi menjadi 4 masa yaitu yang pertama Masa Pemerintahan Orde Lama (1945 - 1965) , Kedua Masa Pemerintahan Orde Baru (1966 - 1996), Ketiga Masa Pemerintahan Transisi (1997 – 1998), Keempat Masa Pemerintahan Reformasi (1999 – 2001). Lalu yang kedua adalah sistem perekonomian Indonesia. Sistem Perekonomian Indonesia terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah Sistem Ekonomi Kapitalis yaitu suatu sistem dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Yang kedua adalah Sistem Ekonomi  Sosialis yaitu kebalikan dari kapitalis, dimana pasar justru dikendalikan melalui perencanaan berpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, menut aktif menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efesien: oleh karena itu pemerintah atau negara turut aktif bermain dalam perekonomian Indonesia. Yang ketiga adalah Sistem Ekonomi Campuran yaitu sistem ekonomi yang mengandung beberapa elemen dari sistem kapitalis dan ekonomi sosialis, dimana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walaupun dalam kadar berbeda-beda.

HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
Hambatan yang terjadi dalam pedagangan internasional di Indonesia adalah terbagi menjadi lima yaitu :
1.       Tarif
Tarif adalah Pembebanan Pajak atau custom duties terhadaP barang-barang yang melewati batas suatu negara.
Tarif Digolongkan menjadi :
· Bea EksPor
· Bea Transit
· Bea ImPor
2.       Quota
Quota adalah Pembatasan jumlah fisik terhadaP Produk atau barang masuk dan Produk atau barang yang keluar.
Quota terbagi dua yaitu :
1. Quota ImPort
2. Quota ExPort
3.       Subsidi
Subsidi biasanya dibiayai oleh Pemerintah dengan kenaikan Pajak sehingga manfaat subsidi atas tarif tidak sama dengan berkurangnya kerugian surPlus konsumen dan Produsen. Subsidi secara Periodik harus dianggarkan dalam anggaran belanja, oleh karna itu manfaatnya harus ditinjau setia tahun sejalan dengan Perkembangan / Perubahan keadaan sosial ekonomi.
4.       Proteksi
Berbagai PendaPat mengenai Proteksi :
· PendaPat mengenai Proteksi yg keliru dan yang diragukan
· PendaPat industri bayi terhada Proteksi
5.       Dokumen
· Dokumen Pokok Terdiri dari :
Ø Faktur Perdagangan
Ø Letter of Credit
Ø Bill of Lading
Ø Polis Asuransi
· Dokumen Tambahan Terdiri dari :
Ø Packing List
Ø Weight Note
Ø Measurement List
Ø insPection certificate
Ø chemical Analysis
Ø Test Certificate ,dll.

HUBUNGAN INDUSTRIALISASI DENGAN KEMISKINAN
Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan adalah Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001,h-108) mencatat adanya proses industrialisasi dimulai dari tahun 1969 dan berhasil mengangkat tingkat pendapatan per kapita di atas US$1.000 per tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan. Namun saat tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapitanya hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi dibawah 4% dan jumlah penduduk hampir 210 juta. Yuda Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada periode 1982-1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya dengan proses industrialisasi pertumbuhan meningkat dan berhasil recovery (pulih kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6% dan pada akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh dengan rata-rata 8,7%. Namun perkiraan ini meleset jauh, sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga riset ini ditulis, ternyata kondisi itu masih belum pulih.
Industrialisasi yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri menuju sektor industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung industrialisasi telah mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan.
Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan yang saling mempengaruhi antara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor industri. Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan sumberdaya alam dan proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup.
Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi . Hubungan ini terlihat pada diagram berikut. Selain itu industrialisasi memberikan dampak pula pada tingkat kesehatan yang mempengaruhi jumlah natalitas dan mortalitas penduduk.

Selasa, 09 Juni 2015

Industrialisasi dan kemiskinan



HUBUNGAN INDUSTRIALISASI DENGAN KEMISKINAN

1. Pengertian Industrialisasi

Industrialisasi berasal dari kata dasar industri yang memilik arti secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Industrialisasi adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai. Secara alamiah pemicu proses industrialisasi adalah pasar. Tujuan industrialisasi antara lain memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun manusia dan terutama menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi lebih cepat.



2. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana tejadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian,tempat berlindung,pendidikan dan kesehatan.



3. Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan

Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001,h-108) mencatat adanya proses industrialisasi dimulai dari tahun 1969 dan berhasil mengangkat tingkat pendapatan per kapita di atas US$1.000 per tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan. Namun saat tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapitanya hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi dibawah 4% dan jumlah penduduk hampir 210 juta. Yuda Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada periode 1982-1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.

Selanjutnya dengan proses industrialisasi pertumbuhan meningkat dan berhasil recovery (pulih kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6% dan pada akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh dengan rata-rata 8,7%. Namun perkiraan ini meleset jauh, sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga riset ini ditulis, ternyata kondisi itu masih belum pulih.

Industrialisasi yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri menuju sektor industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung industrialisasi telah mempengaruhi tingkat kemiskinan.

Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan.

Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan yang saling mempengaruhi antara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor industri. Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan sumberdaya alam dan proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup.



Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi . Hubungan ini terlihat pada diagram berikut. Selain itu industrialisasi memberikan dampak pula pada tingkat kesehatan yang mempengaruhi jumlah natalitas dan mortalitas penduduk